Begitu sempurnakah sinar terbitnya matahari di suatu pagi. Selalu mampu membakar semangat bagi siapa saja mereka yang ingin menjadi berarti di dunia ini. Allah SWT telah mempersiapkan berjuta-juta kejutan didunia yang belum kita ketahui apa itu, dan Allah SWT juga telah meyediakan berjuta-juta nikmat yang harus kita gunakan serta syukuri. Begitupun dengan salah stu nikmatNya berupa usia. Menginjak di usia yang bisa dibilang cukup dewasa ini, kini aku lebih mengerti tentang kerasnya dunia luar. Betapa banyak hal baru yang aku alami, yang semuanya harus aku pelajari satu per satu tanpa harus aku terima semua. Terkadang buruk menutupi semua hal baik, begitupun juga sebaliknya. Hal yang baik menjadi sangat indah ketika mampu menjalankannya.
Terbesit diotak kecilku mengenai harapan dari kedua cahaya hidupku yang sedang berada jauh disana mendoakanku. Tidak ada lagi tempatku menyalurkan rasa peluh di hati, tidak ada lagi ceramahan sang ibu yang selalu membimbingku langsung. Semakin terasa memang sesuatu yang aku anggap berbeda itu. Aku ingin bercerita mengenai alasan mengapa aku ingin terpilih. Menjadi sesorang yang terpilih itu sangatlah mudah, namun terpilih karena tersedia diantara orang-orang yang luar biasa itu menurutku sangatlah indah. Menjadi terpilih diantara orang-orang tersebut tentunnya harus melewati satu masalah besar yaitu malas. Malas sudah pasti sudah tertanam di setiap alam bawah sadar kita masing-masing. Tergantung kita ingin selalu mengeluarkannya atau tidak.
Mari kita instropeksi diri masing-masing. Pernah kah anda mengalami kegagalan ?.Ya pastinya, setiap manusia pasti pernah gagal, begitupun aku. Sudah berpuluh kali gagal yang kualami tapi tanpa terasa. Mungkin aku tidak merasakan gagal karena otaku terbungkus oleh pikiran-pikiran yang jelek dan terbalut rapi oleh kemalasan. Mari kita flashback lagi, apakah kalian pernah lihat kedua orang tua kita meneteskan air mata ketika kita alami gagal?. Usaha terbaik apa yang pernah kita lakukan agar dapat membuat orang tua kita bangga? Saat aku menulis tulisan ini tak teringat semua kegagalan yang aku alami. Peluhan keringat dari sang ayah yang bekerja mengalir begitu saja tanpa pemberian hasil terbaik dari anaknya ini. Inikah motivasi terbesarku.
Aku tersendat ketika mencoba mengingat berapa umur orang tuakku sekarang, mampukah aku membahagiakan mereka sebelum mereka tersenyum bahagia untuk yang terkahir kali. Allah menciptakan manusia berpasang-pasangann yang salah satunya agar mampu menciptakan seorang anak yang patuh dan berguna. Banyak sekali di seusia kita yang telah berhasil membahagiakan orang tuanya, namun banyak juga yang takut karena tak mampu membahagiakan kedua orang tuanya. Bersyukurlah kita masih memilik orang tua yang lengkap, yang walaupun kini mereka jauh disana. tapi mereka pasti selalu mendoakan kita agar dapat yang terbaik.. Menolehlah akan apa yang ada diluar sana hal buruk selalu menanti berdampingan dengan berjuta hal baik yang harus kita kejar. Mampukah aku dan kita semua anak-anak yang masih mempunyai kesempatan untuk membahagiakan orang tua ? Apalagi aku sebagai laki-laki yang kelak akan menjadi pemimpin, wajiblah tekadku untuk menjadi seseorang yang terpillih bukan karena tersedia tapi karena aku mampu membuat orang-orang ada berada didekatku merasa aman, tentram dan bahagia. Sekecil apapun gagal yang aku dapatkan sekarang harus aku rasakan dan perbaiki.